Pada setiap akhir tahun pelajaran hampir semua
instansi Pendidikan akan menyelenggarakan acara pelepasan bagi peserta didiknya
yang telah menyelesaikan akhir pembelajarannya. Demikian halnya dengan SMP PGII
2 yang sebagai salah satu instansi tersebut dengan tetap menjunjung nuansa
islami dalam kegiatan ini.
Kegiatan pelepasan tahun ini merupakan kali
kedua di selenggarakan secara luar jaringan. Setelah 2 tahun lamanya Ketika
pandemi melanda acara di selenggarakan secara dalam jaringan yang dihadiri
beberapa orang saja. Ada perbedaan penyelenggaraan pelepasan tahun ini. Jika
tahun lalu diselenggarakan sangat sederhana bertempat di lapangan sekolah,
namun kali ini acara pelepasan diselenggarakan secara mewah dan meriah di salah
satu hotel bintang 4 di Kota Bandung yakni Hotel Grand Cokro yang berada di
jalan Cihampelas.
Adapun tema yang diusung adalah Zathura (Z are The Human New Era)
menjadi manusia di era baru. Tema ini diambil berdasar keadaan dunia yang baru
lepas namun belum bebas dari pandemi yang melanda. Diharapkan lulusan kali ini
merupakan lulusan yang telah teruji dengan keadaan yang ada. Secara studi
numerologi kata Zathura itu memiliki kepribadian ekspansif, visioner, petualang, dan
meenggunakan kebebasan secara konstrukrtif.
Tahun ini SMP PGII 2 melepas 108 lulusannya
dengan tingkat kelulusan 100 %. Tak heran hampir seluruh siswa dan orang tua
menghadiri pelepasan kali ini dengan penuh suka cita. Namun sayang pada
penyelanggaraannya ada 2 siswa yang tidak dapat menghadiri acara dikerenakan
suatu hal. Hal ini tidak mengurangi ke khusyuk.-an dan keceriaan lulusan.
Selain orang tua dan siswa acara ini juga dihadiri oleh para pengurus YP PGII,
Civitas SMP PGII, serta komite dari kelas 7 dan 8. Bila dihitung secara
keseluruhan ada 280 orang yang hadir ditempat tersebut.
Rangkaian acarapun dilaksanakan dengan lancar
dan tertib. Acara yang bagi dalam dua sesi yakni resmi dan hiburan tidak
menemukan kendala pada pelaksanaan. Bahkan persembahan kolosal mendapat
apresiasi dari hadirin dengan meriah. Bahkan ketika dilanjut pada prosesi
penganugrahan siswa terbaik suasana hikmat mengganti suasana takjub .
Pemberian cinderamata yang dilakukan awal
acara, 8 orang perwakilan siswa pada seluruh guru juga ada pemberian
kenang-kenangan untuk sekolah dan untuk wali kelas yang diberikan pada mata
acara seterusnya.
Ada yang lain dari acara kali ini yakni
pembacaan pidato dari siswa yang biasanya disampaikan oleh ketua OSIS Angkatan,
kini disampaikan oleh 4 orang siswa dengan bahasa yang berbeda yakni bahasa
Indonesia, bahasa Sunda, bahasa arab, dan bahasa Inggris. Walau beberapa tamu
mengatakan tidak paham dengan bahasa yang disampaikan, namun hal ini untuk
memberi bukti pada orang tua bahwa keanekabahasaan yang dipelajari oleh siswa
mampu mereka sampaikan di depan khalayak. Acarapun dipandu oleh 2 pasangan yang
berbeda. Ketika acara resmi dipandu oleh guru, sedangkan acara hiburan dipandu
oleh siswa.
Acara pelepasan yang diketuai oleh Dra. Nia
Yuniawati ini, menganugrahkan Neyla Mehrunnissa Firdaus dan Muhammad Abyan Sudrajat Putra sebagai lulusan terbaik berdasarkan
akumulatif ijazah tertinggi. Juga pemberian penghargaan Beasiswa dari YP PGII
pada 4 orang siswa pemeroleh Juara Umum
1 dan 2 yang ditetapkan dari semester 2 sampai semester 5. Keempat siswa
tersebut adalah
1. Neyla Mehrunnissa Firdaus,
memperoleh Rp 18.750.000,00,
2. Zayyan Nadhif Hafhtah, memperoleh Rp
9.375.000,00
3. Muhammad Abyan Sudrajat Putra,
memperoleh Rp 6.250.000,00
4. Hana Marsela Salsabila, memperoleh
Rp 3.125.000,00
Untuk prestasi terbaik tiap-tiap kelas diberikan pada
a. Dari kelas 9A
Peringkat 1 Gwen Qaisara
Ghassani Keyoshi Gunawan
Peringkat 2 Nayla Aisha
Karli
Peringkat 3 Lydia Siti
Nurfauziah
b. Dari kelas 9B
Peringkat 1 Neyla
Mehrunnissa Firdaus
Peringkat 2 Zayyan
Nadhif Hafhtah
Peringkat 3 Juanita
Vieri
c. Dari kelas 9C
Peringkat 1 Agil Surya
Pratama
Peringkat 2 Maaliq
Febrianshah
Peringkat 3 Maesya
Laeticia Arif
d. Dari kelas 9D
Peringkat 1 Pinka Adela
Peringkat 2 Kayla Bilqis
Hanifah
Peringkat 3 Aulia Nur Azizah
Yang menyentuh hati adalah tayangan video
kenangan dari para siswa. Rangkaian kebersamaan tampak jelas terceritakan dalam
video tersebut. Memang tak terasa kebersamaan selama 3 tahun itu. Keharuan
terlukis jelas di wajah mereka dan wajah orang tua. Yang lebih mengharukan
adalah Ketika orang tua menerima dan membaca surat cinta dari anaknya. Bahkan
Arash yang dibacakan suratnya oleh sang bunda tidak bisa menahan air matanya.
Saat acara hiburan ditandai dengan
penganugrahan siswa yang dipilih melalui media form oleh siswa lainnya.
Beberapa kriterianya yang diusung siswa terrajin, siswa terpagi bahkan ada
siswa tertidur pada saat belajar. Diiringi gelak tawa para siswa menerima
anugrah yang diberikan oleh teman-temannya. Di nominasi terakhir adalah
nominasi busana terbaik, berbeda dengan nominasi lain siswa yang masuk
nominator di tantang untuk unjuk gigi dan selanjutnya di pilih langsung oleh
peserta yang hadir. Selain penghargaan untuk siswa diberikan pula penghargaan
untuk orang tua yang datang paling pagi.
Acara yang ditutup oleh flash mob guru dengan
lagu Terhebat, yang mengiringi doa, dorongan penyemangat untuk para lulusan
tahun ini . Karena mereka (para lulusan) adalah individu-individu yang terlahir
dengan kehebatan masing-masing hingga siap menghadapi tantangan yang lebih
besar di masa yang akan datang.
Penulis:
Siti Hodijah, S.Pd